Haaaayyy-chim!
Okay. Itu suara gue bersin. Kalau posting ini dikasih suara,
kayaknya akan parau juga kayak suara gue sekarang. Parau dan sengau. Ya, gue
masih terkapar sakit, dengan sakit yang berbeda. Kali ini flu berat plus batuk.
Yihaa!
Jadi, tepatnya dua setengah minggu yang lalu, gue mulai
terkapar. Diawali dengan penyakit diare dan masuk angin. Gue bisa bolak-balik
kamar mandi sehari lima kali. Dan sehari bisa menghabiskan hampir empat pack
new diatabs. Tentang masuk anginnya, gue
hampir nggak bisa berhenti sendawa dan perut gue rasanya kembung. Sebenarnya
mama dan papa gue udah nyaranin ke dokter pas sakit sudah melewati hari ketiga.
Tapi, gue trauma sama obat, jadi gue nolak dan memilih untuk sembuh dengan
obat-obat biasa aja.
Well, at the end of the week, gue sembuh sih. Sementara.
Jumat gue udah nggak buang-buang air lagi (yash!!) tapi masih sedikit masuk
angin. Sabtunya, gue nekat mampir ke Ennichisai pas kelar ngajar (yang ternyata
gue dikibulin anak-anaknya yang nggak datang dan gue akhirnya ikut papa ke
kondangan dulu). Di sana gue bodohnya bawa-bawa tas yang isinya laptop (berat
amit-amit) muter-muter area Ennichisai. Gue bawa-bawa tas itu sepanjang gue
muter di area sambil nunggu teman yang memang rencananya mau ke sana. Habis
sukses tawaf tiga kali (iya, gue muter-muter tiga kali full), akhirnya
teman-teman gue datang. Sayangnya, gue harus balik tepat jam 3 sore (kayak
Cinderella kan gue ada batas waktunya) karena harus nganter mama ke bandara.
Jadi, karena teman-teman gue telat, kami cuma bisa ketemu selama kurang dari 30
menit. Pas pulang, gue mulai ngerasa badan gue greges-greges. It’s not gonna be
good. Bahu bekas gue manggul ransel itu mulai pegel dan badan mulai linu. Tapi,
gue cuek. Sebenarnya sih bukannya cuek
tapi gue nggak mau dimarahin dan disalahin. Well.... /facepalm myself/
Sorenya, jam limaan, gue dan papa nganter mama ke bandara.
Deket sih, di Halim. Tapi, dari bandara, kami langsung cabut ke Gading. Ya,
lagi-lagi nemenin papa datang ke kondangan. Kali ini kondangannya garden party
pula. Dengan badan yang siangnya mulai nggak enak, sebenarnya gue udah
khawatir. Takutnya malah balik lagi ini penyakit. Tapi emang dasar cuek dan
rada nggak peduli, ya udah lah, tancap. Kami di sana nggak lama sih. Cukup
untuk nyicip hampir semua makanan (ehehehehe, the perks of kondangan). Kami
pulang tepat pas hujan turun. And this is when all the things getting worse.
Di mobil, gue sukses tidur. Bukannya sengaja tidur, tapi
memang kayaknya gue kecapekan seharian itu. Plus, pas mau keluar tempat resepsi
itu antrinya udah kayak apaan gitu. Nggak gerak. So I can’t help myself but
sleep soundly in the car. Sebenarnya sih nggak tidur senyenyak itu juga. Tapi kebangun-bangun
sambil mantau papa nyetir (karena doi ngantuk juga jadi perlu diawasi....
sambil tidur zzzzz). Dan sialnya, pas sampai rumah, gue malah nggak bisa tidur.
Kebiasaan!
Akhirnya biar bisa tidur, karena badan super lelah dan
capek, gue nonton The Vampire Diaries. Berharap bisa cepat tidur. Tapi ternyata
malah melek sampai jam dua pagi. In the end gue kayaknya baru tidur sekitar jam
setengah tiga pagi. Dan paginya bangun jam lima.
Untungnya hari Minggu itu gue nggak ke mana-mana. Seinget gue
sih (maafkan ingatan gue yang nggak panjang ini). Tapi seinget gue, seharian badan gue linu
semua. Sakit banget dan rasanya pengin tiduran aja. Sorenya, mama whatsapp gue
untuk jemput di Stasiun Jatinegara Senin subuh. Pas ini, badan gue udah demam
guys. Ya, semua linu dan pegal itu, jadi demam. Oh... sakit lagi deh.
Seperti orang demam kebanyakan, gue nggak bisa tidur
nyenyak. Bangun jam tiga pagi dan ada tiga misscall dari mama. Pas gue telpon
balik ternyata mama hanya ngingetin tentang masalah jemput kira-kira jam lima. Gue
nyalain alarm jam empat. Karena paling nggak gue harus siap-siap setengah
sampai lima belas menit sebelum waktu mama harus dijemput. Ternyata, pas gue
bangun jam empat itu, mama lagi-lagi misscall gue. Pas gue telpon balik,
taunya, keretanya udah sampai. Gue pun dengan segera bangunin papa dan kami
langsung cabut ke stasiun. Update kondisi, gue masih demam semeriwing meriang
gitu.
Pendek cerita, kami berhasil jemput mama dan pulang dengan
selamat. Gue sampai rumah langsung tidur lagi setelah subuhan. Mama juga. Papa langsung
siap-siap ngantor. Mama nggak berapa lama juga praktek dan gue, terkapar dengan
demam yang udah turun tapi masih lemas, pusing dan nggak nafsu makan. But, I
still need to eat soalnya masih harus minum obat dong. Gue memperkirakan gue
mau flu makanya gue minum panadol cold and flu. Sepanjang hari gue tiduran aja,
abis makan, minum obat, solat, tidur, bangun, solat, nunggu mama pulang, solat,
makan, minum obat, solat, tidur. Begitu aja. Dan malam harinya, kembali demam.
Hari ketiga begitu, akhirnya gue berencana untuk ke dokter. Ditambah,
pada hari Rabunya, gusi gue bengkak dan sariawan muncul diseluruh mulut gue. I can’t
eat, at all. Karena selain sariawan di gusi dan pipi bagian dalam,
langit-langit gue sebelah kiri dan kanan depan luka. Amazing, wasn’t it? Dan karena
gusi gue bengkak, gigi gue pun sakit. Lengkap.
Akhirnya, hari Rabu malam gue ke dokter. Bareng mama sih
waktu itu. Sekalian belanja. Hmm, ya. Selain ke dokter, gue juga berencana
untuk ke klinik giginya kakak sepupu gue. Tentu bukan untuk belanja bulanan
tapi untuk cek gigi. Awalnya kami ke RS Yadika. Tapi ternyata dokternya masih
di Bekasi dan pasiennya banyak dan... nggak tahu kapan sampai dari Bekasi ke
Yadika. Akhirnya kami langsung ke klinik kakak sepupu gue. Sampai di sana,
ternyata gusi gue itu bengkak karena plak yang nempel di gusi. No, gue rajin
sikat gigi kok. Cuma kayaknya cara gue sikat gigi kurang tepat jadi ya begitu. Dan
tambahan lagi, gigi bungsu gue, radang. Dan dia merekomendasikan untuk segera
dicabut. Tapi karena dia nggak bisa bedah gigi, dia nyuruh gue untuk ke bedah
gigi. Hahahaha, kabar gembira sekali.
Setelah dari sana, gue langsung ke klinik 24 jam. Dan ternyata
setelah diperiksa, ehem, sakit gue banyak amat. Diare diperkirakan karena gue
infeksi pencernaan, asam lambung gue naik makanya perut kembung dan sendawa
terus, dan demamnya karena radang tenggorokan.
Akhirnya gue dikasih obat. Banyak. Sedih guenya (ya lo bandel sih, Nif,
nggak ke dokter dari awal).
Dan minggu itu kayak apa ya... hell? Nggak separah itu sih tapi ya, karena gue nggak bisa ngunyah, literally nggak bisa ngunyah, gue hampir nggak bisa makan apa-apa. Kecuali kalau makan pake kuah, itu pun nggak dikunyah sih, tapi langsung telan. Sampai pas adek gue pulang pun, gue jadi nggak bisa bersenang-senang sama dia. Pernah satu hari gue nangis karena pas makan ayam sakitnya nggak terkira banget. Gue, dengan kondisi yang membaik, nafsu makan balik, tapi nggak bisa makan. Gue laper, tapi nggak bisa ngapa-ngapain. Sedih... (ㅠㅠ)
Alhamdulillah, hari Minggu sakitnya membaik. Sayangnya, dengan kondisi
badan yang nggak fit, mama menularkan flunya ke gue. Dan voila, sekarang gue kembali
terkapar dengan kondisi flu berat, pilek dan batuk berdahak. Tepuk tangan. Hehehehe...
Ya begitulah. Gigi gue masih sakit, yang sebelah kanan
karena letak gigi bungsunya di pojok kanan atas. Dan kayaknya ada gusi yang
luka dan lepas (?) gue nggak ngerti juga tapi ya gitu, dan di geraham bawah ada
gusi yang tumbuh di sela-sela dua geraham belakang. Nice. Rencanyanya akan
segera dibedah. Doain aja segera ada info dari kakak sepupu gue tentang ini. Karena
rencananya mau dibedah sama temannya. Humm, ya, begitu. Been two weeks and
still counting. Semoga nggak lebih lama dari ini. Gue kangen ngebolang
sendirian, by the way. Walau misalnya cuma duduk di J.Co atau Starbucks sambil
bawa laptop.
Okelah. Salam *srooot* ahem, salam sayang *hacheeem* *uhuk
uhuk* ehem maaf ya. Maklum lagi batuk-batuk, pilek suara sekseh. Salam sayang dari gue.
Love,
-Nifa
No comments:
Post a Comment