Hello~
It’s time for EURO
again. Akhirnya setelah nunggu 4 tahun, dan setelah dua tahun kosong nggak
ada pertandingan bola apa-apa yang bisa bener-bener gue tonton (karena ritme
kerja yang amburadul, gue memang jadi jarang banget bisa sengaja-sengaja nonton
bola lagi sekarang jadi udah nggak update sama sekali).
Udah pada tahulah ya EURO apa nggak perlu gue jelasin lagi. Apa
perlu? Hahahaha. EURO, just like its
name, is perhelatan akbar sepak bola di negara-negara yang ada di Benua
Biru aka Eropa. Just like World Cup
yang diadakan tiap 4 tahun sekali, EURO pun begitu. Tapiii, untungnya mereka
ini nggak bentrokan sih. Jadi berselisih 2 tahun sekali kita akan bisa
menyaksikan perhelatan sepakbola bergengsi macam World Cup dan EURO.
Tahun ini, EURO digelar di Prancis. Negara yang katanya very romantic dan juga kiblat fashion dunia. Bukan berarti timnasnya
terus jadi memble. We all know their
national team was one of the best team in Europe, even in the world. Tapi
sayangnya gue memang nggak membela Prancis karena gue punya tim andalah sejak
tahun 2002. Jerman.
Gue udah suka sama Jerman sejak pertama kali gue mulai
nonton World Cup tahun 2002 yang di
Korea-Jepang. They have a great team,
great tactic, bahkan menurut gue saat itu, teknik mereka kece banget. Masih
inget di kepala gue, pas mereka ngalahin Arab Saudi di game pertama 8-0. TELAK!
Sejak itu memang gue nggak bisa memalingkan muka dari timnas yang berjulukan
Der Panzer ini.
Dari Oliver Kahn,
Michael Ballack, Miroslav Klose, si lincah mungil (yang
kalo dia berdiri samping gue juga tetep aja nggak mungil sebenernya) Philip Lahm, si tengil nan kece Bastian Schweinsteiger sampe ke pemain
muda penerus bangsa macem Mesut Ozil,
Mario Goetze, Thomas Mueller dan Manuel
Neuer (si Tembok Berlin).
Nah, so, seperti
biasa, gue seneng banget ketika tahu tahun ini EURO berbarengan dengan bulan
Ramadhan. Kenapa? Gue jadi bisa bangun tengah malam (selain misal ingin ibadah
juga dan sahur) buat nonton pertandingannya tanpa harus bersengaja-sengaja
banget. Coba kalau diadainnya bulan Juli atau Agustus pas nggak lagi puasa,
mungkin gue bisa nggak bangun walau pake alarm mengingat gue kebluk banget
susah bangun kalo udah tidur.
Gue udah nyari tanggal-tanggal berapa aja Jerman main. Dan sejak
kemarin gue udah tahu kalau mereka main tanggal 13 Juni. The problem is, kemarin banget gue semacam disorientasi tanggal. Gue
pikir tanggal 13 Juni masih besok. Dan jam 1.45 nya tentu saja bukan pagi tadi.
Pas semalam udah mau tidur banget, gue tiba-tiba inget trus langsung lompat dan
lari ke luar kamar. Dan memutuskan untuk nggak tidur buat nonton Jerman vs
Ukraina (karena gue tahu kalo gue tidur dulu pasti nggak bisa bangun di jam match nya).
Tim Jerman tahun ini mungkin akan lebih banyak menggunakan
pemain baru. Setelah Philip Lahm yang memutuskan pensiun sebagai pemain timnas tepat
setelah World Cup selesai, praktis
sebenarnya Timnas Jerman kehilangan satu pemain andalan yang bisa menyelinap
dan menusuk jantung pertahanan tim lawan dari sayap kanan maupun kiri. Namun bukan
berarti Jerman nggak punya regenerasi, lho. Untuk pemain-pemain lama yang masih
diboyong ikut oleh Joachim Loew ada Bastian Schweinsteiger, Sami Khedira, Jerome Boateng, Mats Hummels,
Thomas Mueller, Mesut Ozil, Mario Goetze,
Toni Kroos, Manuel Neuer dan lain-lain. Tapi, tadi pagi gue menemukan fakta
yang lumayan bikin gue mencelos sih. Ternyata si Bastian lagi cedera (mungkin
karena dia main di Liga Inggris di mana cedera sama seringnya sama hujan, hiks)
jadi dia nggak masuk sebagai starter.
Mats Hummels pun begitu. Dia harus rela duduk di bench karena nggak memungkinkan main. Sedih.
But it’s okay. Starter tadi pagi itu cukup mumpuni
dengan dimainkannya 3 gelandang serang senior (Mesut Ozil, Thomas Mueller dan
Mario Goetze) dan satu anak baru yaitu Julian
Draxler. Dengan menggunakan formasi 4-2-3-1, dan Goetze yang diusung
sebagai ujung tombak, gue merasa pertandingan sih pasti seru. Nggak lupa di
lapangan tengah ada Toni Kroos dan Sami Khedira yang siap menggiring bola dari
belakang ke depan. Dan di pertahanan ada Hector sebagai pendatang baru dan Mustafi yang ditemani oleh Jerome Boateng dan Benedikt Howedes yang nampaknya sih
dipasang untuk menggantikan Mats Hummels yang cedera. Penjaga gawang tentu saja
diserahkan kepada Manuel Neuer, si Tembok Berlin kita semua. Dia juga sekaligus
jadi kapten untuk tim Jerman. Nice starter
line, wasn’t it?
Starter Jerman tadi pagi
Untuk pihak Ukraina sendiri, karena gue nggak tahu menahu,
gue nggak akan bahas di sini ya. Hehehe maafkan. Yang terpenting gue yakin
banget skuad Ukraina pagi tadi nggak kalah tangguh sama squad Jerman. Let the best
team, win.
Dari awal pertandingan, Jerman sudah gesit banget menyerang.
Walau seringkali umpan-umpan panjangnya dipotong dan operan-operan pendeknya
direbut. Gue merasa kali ini Jerman dapat lawan sepadan. Selain dari tinggi
badan, juga dari kecepatan dan skill.
Beberapa kali tembakan ke arah gawang dilepas, namun sampai menit ke-10 belum
ada tendangan yang membuahkan hasil bagi kedua tim.
penyelamatan Manu yang kece badai
Sepanjang permainan, gue bisa melihat bahwa Jerman sedang
kesulitan mencari tempo permainan mereka yang biasa. Absennya Bastian
Schweinsteiger yang selalu bisa melesak masuk ke dalam pertahanan lawan dan
Mats Hummels yang seringkali overlap ke depan, terasa banget sih. Tapi, Mustafi
dan Draxler sih sudah memperlihatkan bahwa mereka juga bisa menerobos ke dalam
pertahanan lawan, walau belum setajam Hummels atau Lahm saat ia masih main di
Jerman.
Dan pas gue lagi tegang-tegangnya nunggu gol, tiba-tiba Ozil
disengkat gitu. Wasit pun memberi hadiah tendangan bebas. Eksekutor tendangannya
adalah Kroos dan umpan Kroos berhasil disundul oleh Mustafi dan menjadi gol
pertama bagi Jerman. YEAY!!!! Ini lho maksud gue. Hahahaha.
Proses terjadinya gol pertama oleh Mustafi (19')
Satu bukti bahwa memang instingnya pemain Jerman, even yang ada di posisi bertahan, adalah
menyerang. Gol ini terjadi di menit 19. Sempet kepikir ini gol dianulir karena
di papan skornya sampai menit ke 20-an masih 0-0. Tapi akhirnya diganti jadi
1-0. Keunggulan bagi Jerman.
Setelah itu, pertandingan berjalan cukup alot. Karena sudah
jebol satu, Ukraina nggak mau dong dijebol lagi. Mereka terus mendesak
pertahanan Jerman yang nggak bisa dibilang mudah. Beberapa kali corner kick harus dilakukan karena Manu
terpaksa harus menepis ke luar lapangan. Pada satu waktu, sempat kejadian
Ukraina hampir menjebol gawang Jerman. Untung Boateng berada di tempat yang
tepat di saat yang tepat. Gue udah ketar-ketir aja saat itu. Manu sendiri
disebut The Wall (atau gue lebih suka
nyebut dia Tembok Berlin atau The Great
Wall) bukan tanpa alasan. Matanya awas, posturnya tinggi besar dan ia sigap
sekali menghalau bola untuk masuk ke gawang Jerman. Satu kali sih Ukraina ‘berhasil’
menjebol gawangnya. Tapi ia saat itu membiarkan karena tahu bahwa si pemain
Ukraina ini sudah terlanjur offside. So, safe!
Sampai babak pertama selesai, nggak ada gol tambahan.
penyelamatan Boateng yang spektakuler
Babak kedua berjalan sama kerasnya. Sama-sama menyerang. Semuanya
maju. Dan gue akui pertahanan Ukraina luar biasa juga. Susah ditembus. Gue sempet
mikir juga, ternyata memang belum ada yang bisa gantiin Philip Lahm yang serba
bisa dan gesitnya parah. Mungkin karena dia juga posturnya kecil jadi lincah
dan bisa nyelip sana-sini. Lahm, kurinduuuuu~ tabok
Gue lupa di menit berapa, Andre Schurrle masuk menggantikan
Draxler ya kalau nggak salah sih. Masuknya Andre lumayan bisa memperkuat
serangan Jerman. Tapi sampai menit ke 89 masih belum ada gol lain yang
tercipta.
Naaaah, tiba-tiba di pinggir lapangan kelihatan satu sosok
kesayangan gue (eh mungkin kita semua ya) lagi siap-siap masuk lapangan. Dialah…..
our own and only BASTIAN SCHWEINSTEIGER,
si tengil nan kece dan berbahaya. Dia masuk pas di menit ke-90.
Schweinsteiger in, Goetze out. Nice game, Mario!!
Dan gue nggak
tahu ya magic apa yang dibawa
olehnya, mendadak Jerman kayak kesetanan sih. Nyeraaaaang terus. Dan seakan
terdesak, pemain Ukraina ya mati-matian mempertahankan posisi dan gawangnya. Injury time yang dikasih hanya 2 menit. Namun
hal ini nggak bikin Schweini loyo. Karena baru masuk, dia langsung geber dan
akhirnya berawal dari operan (assist)
dari Ozil, di menit ke 92 Schweinsteiger berhasil menjebol gawang Ukraina
sekaligus mengakhiri pertandingan dengan skor 2-0 untuk kemenangan Jerman.
Gol kedua oleh Schweinsteiger. Nice assist, Ozil. Nice goal, Schweini!
Gue seneng banget. Pengorbanan gue untuk nggak tidur buat
nonton pertandingan itu nggak sia-sia. The
match was great so did the players from both team. Ukraina sudah memberi
perlawanan yang luar biasa. Dan Jerman juga sudah mengerahkan semua tenaganya. Tapi
mungkin memang, yang namanya kelas nggak bisa bohong. Jerman secara statistik
lebih unggul. Baik dari ball possession
maupun akurasi tembakan ke gawang.
Tapi gue nggak mau sombong dulu lah. Ini baru match pertama. Pembuka pertandingan di
Grup C. Masih ada kira-kira 3-4 pertandingan lagi untuk bisa lolos ke babak
berikutnya. Tapi, paling nggak, udah ngantongin 3 poin plus 2 gol di awal, kan
awal yang oke. Setuju nggak?