Jun 13, 2016

Germany for EURO 2016: An Amateur Review of #GERUKR




Hello~

It’s time for EURO again. Akhirnya setelah nunggu 4 tahun, dan setelah dua tahun kosong nggak ada pertandingan bola apa-apa yang bisa bener-bener gue tonton (karena ritme kerja yang amburadul, gue memang jadi jarang banget bisa sengaja-sengaja nonton bola lagi sekarang jadi udah nggak update sama sekali).

Udah pada tahulah ya EURO apa nggak perlu gue jelasin lagi. Apa perlu? Hahahaha. EURO, just like its name, is perhelatan akbar sepak bola di negara-negara yang ada di Benua Biru aka Eropa. Just like World Cup yang diadakan tiap 4 tahun sekali, EURO pun begitu. Tapiii, untungnya mereka ini nggak bentrokan sih. Jadi berselisih 2 tahun sekali kita akan bisa menyaksikan perhelatan sepakbola bergengsi macam World Cup dan EURO.

Tahun ini, EURO digelar di Prancis. Negara yang katanya very romantic dan juga kiblat fashion dunia. Bukan berarti timnasnya terus jadi memble. We all know their national team was one of the best team in Europe, even in the world. Tapi sayangnya gue memang nggak membela Prancis karena gue punya tim andalah sejak tahun 2002. Jerman.

Gue udah suka sama Jerman sejak pertama kali gue mulai nonton World Cup tahun 2002 yang di Korea-Jepang. They have a great team, great tactic, bahkan menurut gue saat itu, teknik mereka kece banget. Masih inget di kepala gue, pas mereka ngalahin Arab Saudi di game pertama 8-0. TELAK! Sejak itu memang gue nggak bisa memalingkan muka dari timnas yang berjulukan Der Panzer ini.

Dari Oliver Kahn, Michael Ballack, Miroslav Klose, si lincah mungil (yang kalo dia berdiri samping gue juga tetep aja nggak mungil sebenernya) Philip Lahm, si tengil nan kece Bastian Schweinsteiger sampe ke pemain muda penerus bangsa macem Mesut Ozil, Mario Goetze, Thomas Mueller dan Manuel Neuer (si Tembok Berlin).

Nah, so, seperti biasa, gue seneng banget ketika tahu tahun ini EURO berbarengan dengan bulan Ramadhan. Kenapa? Gue jadi bisa bangun tengah malam (selain misal ingin ibadah juga dan sahur) buat nonton pertandingannya tanpa harus bersengaja-sengaja banget. Coba kalau diadainnya bulan Juli atau Agustus pas nggak lagi puasa, mungkin gue bisa nggak bangun walau pake alarm mengingat gue kebluk banget susah bangun kalo udah tidur.

Gue udah nyari tanggal-tanggal berapa aja Jerman main. Dan sejak kemarin gue udah tahu kalau mereka main tanggal 13 Juni. The problem is, kemarin banget gue semacam disorientasi tanggal. Gue pikir tanggal 13 Juni masih besok. Dan jam 1.45 nya tentu saja bukan pagi tadi. Pas semalam udah mau tidur banget, gue tiba-tiba inget trus langsung lompat dan lari ke luar kamar. Dan memutuskan untuk nggak tidur buat nonton Jerman vs Ukraina (karena gue tahu kalo gue tidur dulu pasti nggak bisa bangun di jam match nya).


Tim Jerman tahun ini mungkin akan lebih banyak menggunakan pemain baru. Setelah Philip Lahm yang memutuskan pensiun sebagai pemain timnas tepat setelah World Cup selesai, praktis sebenarnya Timnas Jerman kehilangan satu pemain andalan yang bisa menyelinap dan menusuk jantung pertahanan tim lawan dari sayap kanan maupun kiri. Namun bukan berarti Jerman nggak punya regenerasi, lho. Untuk pemain-pemain lama yang masih diboyong ikut oleh Joachim Loew ada Bastian Schweinsteiger, Sami Khedira, Jerome Boateng, Mats Hummels, Thomas Mueller, Mesut Ozil, Mario Goetze, Toni Kroos, Manuel Neuer dan lain-lain. Tapi, tadi pagi gue menemukan fakta yang lumayan bikin gue mencelos sih. Ternyata si Bastian lagi cedera (mungkin karena dia main di Liga Inggris di mana cedera sama seringnya sama hujan, hiks) jadi dia nggak masuk sebagai starter. Mats Hummels pun begitu. Dia harus rela duduk di bench karena nggak memungkinkan main. Sedih.

But it’s okay. Starter tadi pagi itu cukup mumpuni dengan dimainkannya 3 gelandang serang senior (Mesut Ozil, Thomas Mueller dan Mario Goetze) dan satu anak baru yaitu Julian Draxler. Dengan menggunakan formasi 4-2-3-1, dan Goetze yang diusung sebagai ujung tombak, gue merasa pertandingan sih pasti seru. Nggak lupa di lapangan tengah ada Toni Kroos dan Sami Khedira yang siap menggiring bola dari belakang ke depan. Dan di pertahanan ada Hector sebagai pendatang baru dan Mustafi yang ditemani oleh Jerome Boateng dan Benedikt Howedes yang nampaknya sih dipasang untuk menggantikan Mats Hummels yang cedera. Penjaga gawang tentu saja diserahkan kepada Manuel Neuer, si Tembok Berlin kita semua. Dia juga sekaligus jadi kapten untuk tim Jerman. Nice starter line, wasn’t it?

Starter Jerman tadi pagi

Untuk pihak Ukraina sendiri, karena gue nggak tahu menahu, gue nggak akan bahas di sini ya. Hehehe maafkan. Yang terpenting gue yakin banget skuad Ukraina pagi tadi nggak kalah tangguh sama squad Jerman. Let the best team, win.

Dari awal pertandingan, Jerman sudah gesit banget menyerang. Walau seringkali umpan-umpan panjangnya dipotong dan operan-operan pendeknya direbut. Gue merasa kali ini Jerman dapat lawan sepadan. Selain dari tinggi badan, juga dari kecepatan dan skill. Beberapa kali tembakan ke arah gawang dilepas, namun sampai menit ke-10 belum ada tendangan yang membuahkan hasil bagi kedua tim.

  
penyelamatan Manu yang kece badai

Sepanjang permainan, gue bisa melihat bahwa Jerman sedang kesulitan mencari tempo permainan mereka yang biasa. Absennya Bastian Schweinsteiger yang selalu bisa melesak masuk ke dalam pertahanan lawan dan Mats Hummels yang seringkali overlap ke depan, terasa banget sih. Tapi, Mustafi dan Draxler sih sudah memperlihatkan bahwa mereka juga bisa menerobos ke dalam pertahanan lawan, walau belum setajam Hummels atau Lahm saat ia masih main di Jerman.

Dan pas gue lagi tegang-tegangnya nunggu gol, tiba-tiba Ozil disengkat gitu. Wasit pun memberi hadiah tendangan bebas. Eksekutor tendangannya adalah Kroos dan umpan Kroos berhasil disundul oleh Mustafi dan menjadi gol pertama bagi Jerman. YEAY!!!! Ini lho maksud gue. Hahahaha.

  
  
Proses terjadinya gol pertama oleh Mustafi (19')

Satu bukti bahwa memang instingnya pemain Jerman, even yang ada di posisi bertahan, adalah menyerang. Gol ini terjadi di menit 19. Sempet kepikir ini gol dianulir karena di papan skornya sampai menit ke 20-an masih 0-0. Tapi akhirnya diganti jadi 1-0. Keunggulan bagi Jerman.

Setelah itu, pertandingan berjalan cukup alot. Karena sudah jebol satu, Ukraina nggak mau dong dijebol lagi. Mereka terus mendesak pertahanan Jerman yang nggak bisa dibilang mudah. Beberapa kali corner kick harus dilakukan karena Manu terpaksa harus menepis ke luar lapangan. Pada satu waktu, sempat kejadian Ukraina hampir menjebol gawang Jerman. Untung Boateng berada di tempat yang tepat di saat yang tepat. Gue udah ketar-ketir aja saat itu. Manu sendiri disebut The Wall (atau gue lebih suka nyebut dia Tembok Berlin atau The Great Wall) bukan tanpa alasan. Matanya awas, posturnya tinggi besar dan ia sigap sekali menghalau bola untuk masuk ke gawang Jerman. Satu kali sih Ukraina ‘berhasil’ menjebol gawangnya. Tapi ia saat itu membiarkan karena tahu bahwa si pemain Ukraina ini sudah terlanjur offside. So, safe!

Sampai babak pertama selesai, nggak ada gol tambahan.

 
penyelamatan Boateng yang spektakuler

Babak kedua berjalan sama kerasnya. Sama-sama menyerang. Semuanya maju. Dan gue akui pertahanan Ukraina luar biasa juga. Susah ditembus. Gue sempet mikir juga, ternyata memang belum ada yang bisa gantiin Philip Lahm yang serba bisa dan gesitnya parah. Mungkin karena dia juga posturnya kecil jadi lincah dan bisa nyelip sana-sini. Lahm, kurinduuuuu~ tabok

Gue lupa di menit berapa, Andre Schurrle masuk menggantikan Draxler ya kalau nggak salah sih. Masuknya Andre lumayan bisa memperkuat serangan Jerman. Tapi sampai menit ke 89 masih belum ada gol lain yang tercipta.

Naaaah, tiba-tiba di pinggir lapangan kelihatan satu sosok kesayangan gue (eh mungkin kita semua ya) lagi siap-siap masuk lapangan. Dialah….. our own and only BASTIAN SCHWEINSTEIGER, si tengil nan kece dan berbahaya. Dia masuk pas di menit ke-90. 

   
Schweinsteiger in, Goetze out. Nice game, Mario!!

Dan gue nggak tahu ya magic apa yang dibawa olehnya, mendadak Jerman kayak kesetanan sih. Nyeraaaaang terus. Dan seakan terdesak, pemain Ukraina ya mati-matian mempertahankan posisi dan gawangnya. Injury time yang dikasih hanya 2 menit. Namun hal ini nggak bikin Schweini loyo. Karena baru masuk, dia langsung geber dan akhirnya berawal dari operan (assist) dari Ozil, di menit ke 92 Schweinsteiger berhasil menjebol gawang Ukraina sekaligus mengakhiri pertandingan dengan skor 2-0 untuk kemenangan Jerman.

  
 
Gol kedua oleh Schweinsteiger. Nice assist, Ozil. Nice goal, Schweini!

Gue seneng banget. Pengorbanan gue untuk nggak tidur buat nonton pertandingan itu nggak sia-sia. The match was great so did the players from both team. Ukraina sudah memberi perlawanan yang luar biasa. Dan Jerman juga sudah mengerahkan semua tenaganya. Tapi mungkin memang, yang namanya kelas nggak bisa bohong. Jerman secara statistik lebih unggul. Baik dari ball possession maupun akurasi tembakan ke gawang.

       

Tapi gue nggak mau sombong dulu lah. Ini baru match pertama. Pembuka pertandingan di Grup C. Masih ada kira-kira 3-4 pertandingan lagi untuk bisa lolos ke babak berikutnya. Tapi, paling nggak, udah ngantongin 3 poin plus 2 gol di awal, kan awal yang oke. Setuju nggak?



 #DieMannschaft #DerPanzer 



No comments: