Showing posts with label Interview. Show all posts
Showing posts with label Interview. Show all posts

Mar 4, 2016

Job Hunter in Action (Last Scene) (Super Late)

Hai semuanyaaa……


Sebenarnya ini adalah postingan yang harusnya udah dipost tahun lalu. Tapi karena satu dan lain hal (males dan…. mager) jadi baru bisa dipost sekarang.


Nah di postingan gue kemarin, yang tentang job hunting gue sampe ke Bandung itu, memang benar sekali feeling gue kalo gue nggak lolos (hikseu). Sempet kesel dan bete sih nggak diterima di sana karena tempat kerjanya udah asik banget, gue udah sampe mikir akan ngekos di mana, de el el. Dan yang di Dompet Dhuafa juga nggak dapet (sedih). Tapi ya udahlah.

Kemudian, di tengah kegoleran gue (karena gue saat itu masih berharap akan adanya harapan dari Aki no Sora itu), mama nawarin gue kerjaan. Jadi kerjaannya ini ditawarin sama temennya mama. Jadi gue ditawarin untuk jadi customer service nya Traveloka untuk yang bahasa Inggris. Tapi, karena gue memandang CS itu gimana gitu ya (ya…. Maafkan…) jadi gue tolak. Akhirnya mama pun nggak nawar-nawarin lagi.

Tapi….. nggak berapa lama setelah itu, mama kembali nawarin kerjaan. Tapi kali ini nawarinnya agak lebih…… hmm……. Memohon gitu. Berharap gue mau ikutin permintaannya. Gue masih inget banget gimana mama minta ke gue saat itu:

“Mbak, Mama ditanyain sama Kakak Nicky. Ada lowongan jadi admin rekrutmen. Udah kamu coba dulu aja ya. WA Kakak Nicky aja bilang kamu mau coba. Ya, mau ya?”

Nggak punya hati gue untuk nolak permintaan mama yang satu ini. Istilahnya ini bagaikan titah seorang ratu kepada sang putri yang nganggur dan selalu goleran di istana. (ahahahaha ngaco biarin ajalah yaaa). Akhirnya gue pun mengontak Kak Nicky yang kebetulan adalah Psikolog di perusahaan itu. Terus gue diminta kirim cv aja ke dia untuk kemudian dia langsung follow up. Nggak lama, gue dipanggil untuk interview. Dan tak lupa pesan sponsor Kak Nicky saat itu: “Nifa, jangan lupa dandan ya biar keliatan lebih dewasa.”

Hari Jumat pun gue datang interview. Dan sempet kaget karena Kak Nicky pakai baju santai (sempet ngerasa bahagia karena gue pikir nantinya baju akan bebas selalu). Tapi ternyata itu karena hari itu hari Jumat. Okelah… nggak perlu dibahas lebih jauh.

Interviewnya berjalan lancar sih. Gue mungkin karena udah lebih persiapan juga ya jadi lebih oke lah jawab pertanyaannya. Dan gue bisa mengeluarkan semua kemampuan gue. Terus ada lagi pengumuman dari Kak Nicky bahwa ternyata posisi yang vacant ada dua. Yaitu admin training (eksternal) dan admin rekrutmen. Kak Nicky sendiri secara pribadi menyarankan gue untuk masuk sebagai admin training. Nah terus, harusnya di hari yang sama gue ada interview sama managernya juga. Tapi karena managernya (yang bernama Mas Randy) lagi rapat dan berhalangan, gue direschedule untuk ketemu dia hari Senin sekalian psikotes. Sempet ngedumel karena jadinya belum lega-lega banget ini.

Senin pun datang. Gue dijadwalin interview jam 8 pagi tapi ternyata baru masuk jam 9. Interviewnya sih singkat dan gue bisa lihat (saat itu) bahwa dia tertarik sama gue dan impressed (YAS!). Gue pun diminta balik jam 1 untuk ikut psikotes. Gue sih sempet pulang dulu (yang kemudian sih gue sesali karena… ya buang-buang bengsin aja sih padahal bisa lah gue nunggu si Setiabudi One aja kan ya duh bodoh). Dan pas kembali ke sana, gue jatoh aja dong di parkiran. Lutut gue sukses berdarah sih. Tapi demi harga diri dan rasa malu yang jatuh berkeping-keping, gue bangkit dan jalan ke kantornya (dengan pura-pura bego hal tersebut nggak terjadi lah ya) hahahaha…….. *malu*

Psikotes berlalu dan gue harus nunggu sampai at least setelah lebaran (karena saat itu gue interview pas lagi puasa dan seminggu sebelum lebaran). Gue entah kenapa saat itu merasa jauh lebih pede kalo gue akan diterima di situ. Santai banget gue deh pasca interview.

Gue juga sempet ke Bandung pas lebaran itu ya. Dan pas gue jalan pulang, gue ditelpon sama Kak Nicky. Nanya tentang gaji. Wah, gue mikir, diterima nih gue. Dan gue diminta datang ke kantor tanggal 27 Juli 2015. Hari Senin. Untuk ttd kontrak. UH YEAH!

Jadilah tanggal 27 Juli gue resmi menjadi karyawan di perusahaan ini, PT. VADS Indonesia. You may or may not know about this company. Heheheh tapi kalo yang pernah kerja di XL atau klien perusahaan sih harusnya tau ya perusahaan ini apa.

Sekian tentang pengalaman job hunting gue. Intinya sih sekarang pun gue masih jadi Job Hunter. Karena gue nggak boleh dan nggak bisa di sini selamanya. Gue butuh perusahaan yang bisa memaksimalkan kemampuan dan pengetahuan gue terutama bahasa Jepang gue. Iya nggak?


Doakan aku ya. Hahahahaha….


See you again next post ya….

XOXO

-Nifa

Apr 29, 2015

One Step Closer.....



Hai~

Jadi, seperti yang udah gue tulis di postingan sebelumnya (itu loh, yang PS kecil banget di bagian bawah post), Selasa kemarin gue ke Bandung untuk tes di Mizan. Gue sih dikabarin hanya untuk psikotes berkaitan dengan lamaran gue ke sana untuk jadi editor komik (yang terlaksana karena info dari temen mama yang merupakan staf HRD Mizan). Sebenarnya sih, psikotesnya Rabu. Tapi berhubung waktunya jam 8.30 pagi, nggak mungkin buru-buru berangkat dari Jakarta hari itu juga. Bisa-bisa telat. Dan lokasi Mizan itu bukan di Kota Bandung. Kayaknya sih di pinggir gitu. Lebih tepatnya di daerah Ujungberung. Jadi, antisipasi aja sih, gue berangkat (sama mama) hari Selasa dan pulang hari Kamis (berhubung Jumat jalanan protokol Bandung ditutup karena ada KAA). 
So, Selasa kami jalan pagi. Jam 9-an deh. Lumayan, jalanan nggak macet. Bahkan Cikarang pun nggak semacet biasa, alhamdulillah. Pas jalan itu, papa nanya, mau nginep di mana? Karena kebetulan temannya ada yang dapet voucher menginap di hotel Serela dua malam. Pas kan? Ya udah. Mama bilang, mau nunggu kabar mengenai voucher itu. Lumayan banget bisa stay di Bandung 3 hari 2 malam gratis tis tis. 
Sampai Bandung, kira-kira jam 11.30, kami nggak langsung ke hotel (karena papa belum kabarin lagi). Kami mampir dulu ke The Kiosk Pasar Dago. Oooh, betapa rindu sama Bandung. Entah kenapa, seneng banget. Sebentar mama ninggalin buat ketemu kepala sekolah TK yang mama urus (mama psikolog di TK itu maksudnya), gue sebenarnya nulis. Tapi, belum tahu kapan tulisan itu akan gue post. 
Pendek cerita, akhirnya kami check in. Kamarnya enak, hotelnya pun bagus walau kecil. Selasa malam, waktunya istirahat. Setelah posting Tantangan OWOP di whatsapp, gue pun tidur. Nggak mau besoknya bangun telat atau malah ngantuk pas tes.
And then this is the day! Anehnya, gue santai aja. Deg-degan pun nggak. Gue dibangunin jam 03.00 sama mama untuk sholat tahajud dan hajat. Terus lanjut mandi dan siap-siap. Jam 06.00 kami turun sarapan dan berangkat. Karena mama nggak tahu letak Mizan, mama memutuskan untuk nganter gue ke rumah temannya yang ada di sekitar bypass Bandung (iya, jangan tanya daerahnya sama gue, nggak tahu soalnya) untuk nanti diantar ke Mizan naik motor. Ya, karena traffic di daerah itu bikin mobil susah lewat.
Akhirnya, jam 07.30 gue berangkat, diantar oleh Tante Ani (teman mama) naik motor. Sepanjang perjalanan, gue mikir aja. Kalau gue keterima, berarti gue pindah ya ke Bandung. Wah seru kalau iya. FYI, Bandung adalah salah satu kota yang pengin banget gue tinggalin. Iya, gue udah sumpek banget sama Jakarta. Pengin punya atmosfer baru dan menurut gue, Bandung enak banget memang buat ditinggali. Sambil liat-liat jalan (nothing much to see, anyway), memang macet ternyata. Tapi karena kami naik motor, bisa nyelip-nyelip. 
Nggak berapa lama, kami pun sampai di Mizan (setelah tanya tukang ojek sebelum masuk Jalan Cinambo). Depan Mizan itu masih sawah lho, btw. Jalanannya pun kecil. Terpikir mungkin ini cikal bakal Mizan ya. Bentuk gedungnya pun bukan gedung melainkan rumah. 
Ya, nggak usah panjang lebar deh ya. Tante Ani hanya nge-drop gue. Dia kemudian bilang kalau sudah selesai nanti kabari. Setelah itu ditinggal deh gue. Di sini, gue benar-benar sendiri. Well, nggak sendiri. Allah SWT bersama gue kan. 
Gue tes bareng dua orang lainnya. Satu perempuan satu laki-laki, namanya Teh Wiwit dan Aa Andhika (jangan diciein dulu. Ini karena gue nggak tahu dia lebih muda atau lebih tua jadi amannya pake Aa). Kami mulai psikotes tepat jam 10.00 dan selesai kira-kira jam 13.30. Setelah psikotes, rasanya, badan lemas nggak karuan. Capek banget jujur. Kami dikasih waktu 30 menit untuk istirahat sebelum nanti dikasih tes tentang bahasa dan perkomikan. Gue pakai waktu itu untuk sholat (dikasih makan siang sih, tapi gue tipe orang yang nggak bisa makan sebelum ujian selesai). 

Setelah waktu istirahat habis, kami diberi tes itu dan waktu yang diberi hanya satu jam. Saat melihat soal, wow, amazing. Ujian bahasa Indonesia lagi. Selain tes bahasa Indonesia, kami juga diberi delapan naskah untuk kemudian memilih dua di antaranya yang layak terbit dan alasannya. It’s getting real, isn’t it? To be a comic editor.
Well, tesnya lumayan ya, bikin pening. Tapi senang sih, one step closer to my dream, kerja di antara buku nantinya. Setelah itu kami bertiga menunggu giliran untuk wawancara dengan user (orang dari CAB Mizan yang menerbitkan komik-komik Mizan) dan HRD atau psikolognya. 
In the end wawancaranya juga lancar (at least menurut gue). Dan gue pun pulang dijemput Tante Ani. Sebenarnya sih ada ganjalan ya mengenai wawancara tadi. Tapi gue berusaha optimis. Gue sudah melakukan yang terbaik dan semoga Allah melancarkan jalannya. Tapi, seperti kata adik gue, “Gue doain yang terbaik ya, Mbak.”, iya juga. Gue juga berdoa yang terbaik aja deh. Allah paling tahu kan.
Sesampainya di hotel, gue tepar. Hahahha. Beneran tepar. Habis mandi dan sholat, gue beneran langsung tidur. Mata sudah nggak bisa kompromi. Terus, paginya, kami check out dan pulang. Bye Bandung. Semoga gue beneran diberi kesempatan untuk tinggal di sini.

Nah, sekalian aja gue ceritain tentang DD ya. Waktunya memang deketan sih. Jadi, baru juga pulang, tiba-tiba gue dapet sms dari Dompet Dhuafa. Ya, gue memang apply juga di DD, untuk kegiatan Sahabat Ramadhan 2015. Sms dari mereka sebelumnya itu persis sebelum gue dapat panggilan untuk tes di Mizan, menyatakan gue lolos screening dokumen. Kamis sore itu, gue dapat sms untuk datang tes di kantor pusat Dompet Dhuafa di Ciputat. Harus konfirmasi paling lambat hari Jumat, gue langsung nanya mama baiknya. Akhirnya gue balas, gue akan hadir di tes itu. Tesnya Sabtu, btw. Jam 11.30.
Gue langsung kabari papa. Karena kalau mau ke sana sendiri gue nggak berani, takut nyasar. Gue sama sekali nggak tahu jalan. Akhirnya papa bilang mau mengantar. Done. Sabtu pun tiba, gue berangkat tiga jam lebih pagi dari jadwalnya. Karena Ciputat itu… macet banget kan. Mengantisipasi macet dan supaya nggak gugup, ya lebih baik berangkat lebih pagi. Berbekal peta dari waze, kami tiba jam 09.30 di kantor DD. 

Masalahnya kami nggak tahu nih, ini kantor yang dimaksud atau bukan. Akhirnya, gue nanya. Ternyata bukan. Headquarternya atau kantor pusatnya masih ada di depan lagi. Untung nanya dan tibanya kepagian. Coba kalau ngepas. Bye. Akhirnya kami pun putar arah dan jalan terus sampai ketemu tempat yang dimaksud. Sudah ramai sih ternyata, dan gue baru tahu tes itu dibagi beberapa kloter dari pagi sampai sore. 

Setelah isi biodata dan menunggu lumayan lama (ngaret banget, jadwal kan jam 11.30, kami masuk jam 11.50an), gue dan yang lainnya akhirnya masuk untuk tes. Psikotes lagi ternyata. Tapi kali ini lebih simpel. Setelah kurang lebih satu jam, tes pun selesai dan kami diberitahu untuk menunggu sampai Selasa-Rabu untuk dihubungi lagi. Jika lolos tes ini, akan dihubungi untuk wawancara. Besar harapan gue untuk dipanggil wawancara. Tapi sampai sekarang sih belum ada sms ya mengenai itu. Doain ya.

Daaaaaaan, selesai. Untuk saat ini, itu aja sih. Pengalaman gue di Mizan yang paling berkesan. Karena itu pertama kalinya gue wawancara kerja, sejujurnya. Dan gugup, pasti. Tapi, selalu ada yang pertama kali kan untuk semuanya? Jadi ya, gue jadiin hal itu sebagai pengalaman. Next time, I wouldn’t be worse than that, right? Hehehhe.

Doain aja ya, yang terbaik. See you next time. Jangan bosen bacain ocehan gue ya.

Love,
-Nifa

Apr 17, 2015

Pasca Wisuda Lalu…….



Hai…
Just like the post before, I finally got my degree. Secara resmi udah sarjana. Udah diwisuda. Lalu? Iya ya, lalu apa? Idealnya sekolah > kuliah > kerja. Tapi apa memang segampang itu? Nyatanya, yang gue alamin sih nggak segampang itu.

Gue jujur aja kuliah lebih dari batas waktu ideal yang gue mau. Empat tahun itu maksimal (bayangan ideal di kepala gue). Tapi ternyata, gue lebih dari itu. Memang rencana itu bisa dibuat, tapi kenyataan kadang nggak seindah rencana. Long story short, lulus pada akhirnya setelah lima tahun. Lalu setelah itu kerja kan? Seharusnya. Nah, emang sekarang lagi ngapain?

Jadi sarjana ternyata nggak seindah yang dibayangin ya. Nyari kerja juga nggak segampang yang dipikirin. Jujur, gue ini memang hidup mudah. Well, bukannya gue anak orang kaya, nggak. Tapi paling nggak, saat gue kuliah, gue nggak perlu nyari duit sendiri, kerja, untuk bayaran. Alhamdulillah, orang tua masih bisa membiayai. Lalu? Ya kehidupan kuliah gue ya gitu-gitu aja. Karena nggak merasa butuh uang lebih (walau kadang kepikiran juga) gue nggak berusaha mencari kerja seperti teman-teman gue yang lain. Dari yang kerja ngajar les privat bahasa Jepang, les di bimbel ngajar MIPA, jadi penerjemah lepas atau apapun deh. Gue nggak pernah kepikiran untuk ikutan.

Awalnya alasannya karena rata-rata jobnya jauh dari rumah. Kedua alasannya karena ngajar MIPA (anak IPS ini nggak mungkin ngajar fisika kan?). Ketiga, karena nggak mau ngajar (atau lebih tepatnya dulu beralasan nggak bisa). Idealis atau nggak, gue juga nggak tau. Mungkin iya, gue idealis karena gue pada dasarnya memang nggak ingin jadi guru. Pada akhirnya, beberapa kali gue ikut juga jadi volunteer. Salah satunya waktu Jak-Japan Matsuri. Lumayan juga. Gue pikir saat itu nggak akan dapet honor, namanya juga volunteer. Tapi ternyata dapet, alhamdulillah. Sukses dapet pengalaman, jadi penerjemah ala-ala dan dapet uang jajan, plus seneng-seneng di festival Jepang.

Terus sekarang gimana? Ya alhamdulillah sih masih nganggur. Hehehehe… loh iya, alhamdulillah. Masih dikasih kesempatan nganggur. Banyak loh orang yang kepengen nganggur. Alias kebanyakan kerja jadi pengen libur (iya alasan aja Nifa mah alasan). Tapi serius, sekarang emang masih rajin nyari kerja. Bilang gue masih idealis tapi emang pengennya kerja di bidang yang gue mau. Ortu sebenernya udah gerah kayaknya liat gue kayak nggak ada kerjaannya di rumah. Tapi, percayalah, gue nggak segitu nganggurnya. I’m working for my dream. Hmm, nyicil nulis lebih tepatnya. Tulisan yang seharusnya udah selesai entah bertahun lalu, dan terus menerus gue ulang tapi nggak kunjung selesai.

Anyway, berkali gue curhat sama temen juga. Dan emang, mungkin jalan orang beda-beda. Ada yang mudah dapet kerja, ada yang berpikiran untuk kerja apa aja yang penting dapet kerja dulu, ada yang memang suka dengan kerjaan yang didapat langsung, ada juga yang lama kayak gue. Intinya adalah gimana caranya kita menyikapi ini semua kan? Beban pertanyaan yang berlanjut (dari “kapan lulus?” ke “udah kerja di mana?”), tuntutan dan ekspektasi orang tua yang mungkin tinggi juga daaaaan….. lingkungan sekitar (kayak mungkin teman-teman seangkatan atau teman-teman yang wisuda bareng) yang udah kerja dan udah bisa ‘bahagiain ortu’. At some point, gue iri, tapi sekarang, gue rasa nggak ada yang harus diiriin. Walau nyokap kadang masih suka bikin keki, tapi gue rasa, itulah caranya nyokap nunjukkin kalo dia sayang. Oooh, I love you too mom.

Udah ah. Gue sampe bingung sumpah itu nulis apa aja. Let’s meet at the end of the road, ya…

Ciao,
-Nifa

P.S: gue tadi dapet sms dari Dompet Dhuafa yang katanya gue lolos seleksi dokumen dan dapet panggilan psikotes dari Mizan. Let’s hope for the best ya. Wish me good luck.

Apr 29, 2009

Wish Me Luck For My UNJ Interview Result

Hola, sebelumnya, gue mau bilang. Post gue emang agak aneh. Mungkin banyak yang bertanya-tanya. Tapi makasih buat yang masih mau sempetin baca. Dan, tadinya ni post mau gue tulis pake bahasa inggris. Tapi setelah beberapa kali gue kehilangan kata-kata, gue mutusin untuk nulis dengan bahasa Ibu gue aja. Bahasa Indonesia.

Diawali dengan keberuntungan gue karena gue bisa lolos tahap pertama UNJ di mana beberapa temen (yang justru gue anggap lebih pinter), ga keterima. Nah, sesuai dengan yang tertulis di undangannya, gue masih harus menghadapi tes wawancara dan keterampilan berbahasa. Makanya gue usahain buka-buka buku bahasa Jepang gue lagi untuk belajar.

Berhubung paginya (sampe siang) gue ujian praktek, gue capek banget hari itu. Jadi gue cuma belajar sedikit trus ketiduran sambil dengerin SuJu nyanyi 'Sorry, Sorry' trus bangun dibangunin nyokap buat makan trus nonton bentar, tidur lagi.

Untungnya, gue masih inget untuk nyalain alarm. Gue nyalain 2 alarm di HP gue. Di Esia gue gue nyeterl jam 2 pagi, di SE, gue setel jam 3. Sayang disayang, gue bangun malah jam 1/2 4. Yang bikin gue bertanya-tanya, kenapa tu alarm esia ga kedengeran ya? Anyway, gue tetep bangun dan keluar kamar.

Sebelum belajar, berhubung gue inget hari ini Chelsea maen, gue nonton ESPN dulu. Gue liat, udah jalan 78 menit, berarti udah babak ke-2. Skor masih 0-0, wah, kok gini? Gue kaget. Tapi ga sedih karena Barca juga ga bisa nge-gol. Sambil nonton, gue tetep berharap Chelsea menang. Paling nggak ni, masukin satu gol tandang aja. Tapi ternyata, saudara-saudara, skor kacamata tetap bertahan hingga akhir pertandingan. Ini berarti Chelsea harus menang di Stamford Bridge untuk bisa lolos ke Final. Yeah, gue harep sih juga gitu.

Nah, abis nonton, gue masih iseng (baca: males). Gue ganti-ganti aja tuh channel dan akhirnya malah nonton sinetron di sambi nonton MTV Insomnia. Sampe jam 1/2 5, baru deh gue beranjak dan balik ke buku gue dan belajar. Sampe akhirnya jam 1/2 6 gue mandi (dengan sebelumnya nonton MTV JK Hits), dan bersiap-siap untuk cabut. Gue pun cabut jam 1/2 7 bareng nyokap.

Sampe di sana, gue tiba-tiba nervous. Kenapa? Mungkin karena hawa-hawanya mulai kerasa tuh. Nah, trus, sampe sana gue langsung cari ruangan wawancara gue. Di D.105. Gue nanya kan, trus katanya di gedung D. Akhirnya nyokap n gue berjalan ke gedung D. Nyampe sana, gue nanya sama mas-mas yang baru buka tu gedung. Katanya, itu gedung Puskom. Yang buat Bahasa Jepang ada di belakang, di sebelah perpustakaan. Akhirnya jalanlah gue ma nyokap. Tapi kaga nemu-nemu itu gedung. Akhirnya balik lagi. Nanya lagi. Sukses deh sepagian muterin UNJ FBS. Sampe akhirnya gue nemu bapak-bapak yang lagi nanya sama bapak-bapak (bingung ga?!). Gue ma nyokap ngikutin aja. Dan gondok banget gue pas tau tu gedung ternyata udah gue lewatin 2 kali bolak-balik (jadi total 4 kali). Sial banget daah!!

Ya udah. Gue nunggu. Satu ruangan ada 10 orang. Mulai baru jam 9. Gue ngisi data, trus nunggu. Dosennya dateng, kita disuruh keluar. Nyokap udah cabut tentu. Gue di sana kenalan sama dua orang namanya Deta dan Meirita (sebenernya ngobrol ga sama mereka berdua aja. tapi kenalannya cuma sama mereka. hehe). Ngobrol2 lah kami sampe akhirnya sepi sekitar jam 12-an (sumpah ya, satu orang itu di tesnya lama bener!!). Dan akhirnya, giliran gue pun tiba.

Masuklah dengan senyum. Berharap bisa membuat dosennya cair (emangnya es cair?).Awalnya gue cuma di tanya nama (tentu!), panggilan dan di suruh duduk. Gue di tanya kenapa milih Bahasa Jepang bukan Inggris. Dan bla-bla-bla. Sampai akhirnya gue di tes keterampilan berbahasa. Mati gue! Dia nanya pake bahasa jepun. Oke. Gue ngerti sikit-dikit. tapi pas dia nyuruh gue mendeskripsikan oke sekali lagi biar dramatis, MENDESKRIPSIKAN sensei gue dalam bahasa jepun, gue cuma bisa cengo. Iya, cengo. Mikir aja gue. Sempet mau keluar 'she's nice, kind, wear hijab', tapi untung ngga jadi. Akhirnya dengan sangat menyesal gue jawab, 'wakarimasen'. Huh, dia cuma senyum. Sial!

Terus, kesialan gue g berhenti, sodara-sodara. Gue disuruh baca surat. Suratnya ada katakana-nya. Sekali lagi ya...KATAKANA. Dan gue paling bodoh tu sama huruf katakana. Paling mentok gue hiragana sama katakana ka, ni, fu, a ,ha, ki. udah. Sisanya? BLANK!!

Setelah, gagal di katakana dan cuma bisa cengar-cengir (yang tulisannya katakana gue bacanya ' nani, nani'), wawancara pun berlanjut dan akhirnya selesai (FYI, gue juga di suruh nyanyi di sana. dan semua perbendaharaan lagu gue ilang. cuma nyisa hurt-nya christina).

Gue keluar dan cabut dari sana secepat gue bisa (walau sebenernya gue masih pengen liat kakak2 mahasiswa cowok yang nunggu. ganteng sih!). Gue langsung telpon nyokap dan doi bilang lagi jalan. Gue pun nunggu di parkiran sambil main hp (jewell quest). Setelah 45 menitan lah gue nunggu, nyokap dateng. Kita makan bentar, trus pulang.

Kesimpulannya, gue mau minta doa nih. Semoga aja hasilnya bagus dan gue bisa lolos tahap ini. Karena pas di wawancara tadi dosen yang satu (dosen pengujinya 2) bilang 'kalo untuk jadi guru, saya suka sama tipe kayak kamu. serius dan punya visi misi ke depan'. Semoga aja kata-katanya bisa mengantar gue lolos. Amin.

Ah-niwaaay...segitu aja yaa...Thanks for reading this. Hope y'all enjoy and keep reading my blog. Link yaa...thx.

rgds,

-nph